Perbedaan Brand dan Nama Produk

10 Perbedaan Brand dan Nama Produk yang Harus Kamu Tahu!

Pernahkah kamu merasa bingung antara istilah brand dan nama produk? Banyak orang sering kali salah mengartikan keduanya, padahal ada perbedaan yang cukup signifikan antara keduanya. Walaupun keduanya sangat berkaitan erat, jika kamu lebih jeli, kamu akan melihat bahwa perbedaan brand dan nama produk tidak hanya dari segi pengertian, tetapi juga dari segi peran dan fungsinya. Nah, di artikel ini, kami akan mengupas tuntas perbedaan brand dan nama produk yang harus kamu tahu agar kamu lebih paham saat melihat produk-produk di pasar.

1. Definisi Dasar – Brand vs Nama Produk

Kita mulai dengan definisi dasar dulu deh! Secara sederhana, brand adalah identitas besar yang melibatkan segala hal yang berhubungan dengan perusahaan, seperti logo, pesan, nilai, dan citra yang ingin dibangun oleh perusahaan tersebut. Brand adalah gambaran umum dari sebuah perusahaan yang mempengaruhi bagaimana orang merasa dan berinteraksi dengan produk atau layanan yang ditawarkan. Sementara itu, nama produk adalah nama khusus yang diberikan pada suatu barang atau layanan yang diproduksi oleh brand. Nama produk ini menggambarkan secara langsung apa yang kamu beli atau gunakan.

Jadi, jika kamu melihat sebuah produk seperti iPhone, iPhone adalah nama produk, sementara Apple adalah brand yang membawanya. Ini adalah contoh nyata dari perbedaan brand dan nama produk yang bisa kamu lihat dalam kehidupan sehari-hari.

2. Fokus

Salah satu perbedaan brand dan nama produk yang paling mencolok adalah tujuan dari masing-masing. Brand berfokus pada penciptaan citra dan kesan di mata konsumen. Hal ini bisa berupa nilai yang ingin diteruskan, filosofi perusahaan, serta pengalaman yang ingin diciptakan oleh perusahaan bagi konsumennya. Misalnya, brand Apple dikenal dengan desain yang elegan, inovasi yang tiada henti, serta kualitas yang premium.

Di sisi lain, nama produk berfokus untuk memberikan gambaran langsung tentang fungsi atau keunggulan dari produk tersebut. Misalnya, nama produk seperti “Shampoo Anti Ketombe” jelas menggambarkan bahwa produk tersebut memiliki kegunaan untuk mengatasi ketombe. Jadi, jelas ada perbedaan brand dan nama produk dalam hal tujuan dan fungsinya.

3. Konsep Abstrak vs Konkret

Jika kita berbicara tentang brand, kita akan lebih sering menghadapi konsep yang abstrak. Brand adalah elemen yang membentuk persepsi konsumen terhadap sebuah perusahaan secara keseluruhan. Bisa jadi kamu merasa lebih percaya diri menggunakan produk dari brand tertentu karena pengalaman atau kesan positif yang sudah kamu miliki terhadap mereka.

Sedangkan nama produk jauh lebih konkret. Nama produk diciptakan untuk langsung memberikan informasi tentang jenis dan kegunaan produk tersebut. Seperti contoh, produk “Pepsodent Fresh” adalah pasta gigi dengan rasa mint, sedangkan brand Pepsodent sudah dikenal luas sebagai produk perawatan gigi. Ini adalah salah satu contoh lain yang menunjukkan perbedaan brand dan nama produk.

Baca juga: Logo Cangkir Kopi yang Simpel tapi Bikin Bisnismu Makin Menarik!

4. Brand Bertahan Lama, Nama Produk Bisa Berganti-ganti

Salah satu perbedaan brand dan nama produk yang juga penting adalah ketahanan jangka panjang. Sebuah brand cenderung bertahan dalam jangka waktu yang lama. Brand seperti Coca-Cola, Samsung, dan Nike sudah ada bertahun-tahun dan tetap relevan di pasar. Mereka membangun reputasi dan hubungan yang kuat dengan konsumennya.

Namun, nama produk bisa mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan pasar atau inovasi produk itu sendiri. Misalnya, Apple meluncurkan iPhone dengan nama yang berbeda setiap tahunnya, seperti iPhone 12, iPhone 13, dan iPhone 14. Oleh karena itu, ada perbedaan penting antara brand yang lebih bertahan lama dengan nama produk yang bisa terus berubah.

5. Brand Lebih Berorientasi Pengalaman, Nama Produk Fokus Pada Deskripsi

Saat kamu membeli sesuatu, brand seringkali mempengaruhi keputusanmu berdasarkan pengalaman yang ingin mereka berikan. Misalnya, jika kamu memilih Nike, kamu memilih pengalaman gaya hidup aktif yang dipromosikan oleh brand tersebut. Kamu tidak hanya membeli sepatu, tetapi juga membeli ide dan filosofi yang dibawa oleh brand tersebut.

Sedangkan nama produk lebih mendeskripsikan produk itu sendiri. Misalnya, “Pembersih Lantai Wangi” akan lebih fokus pada deskripsi produk yang menjanjikan kebersihan dan aroma segar, tanpa harus membawa pengalaman emosional seperti yang dilakukan oleh brand.

6. Brand Bisa Mewakili Berbagai Produk, Nama Produk Hanya Satu Barang

Ini adalah salah satu perbedaan lain yang cukup jelas. Sebuah brand bisa mewakili berbagai macam produk. Misalnya, brand Unilever memiliki berbagai produk dari berbagai kategori, mulai dari makanan, kosmetik, hingga produk rumah tangga. Unilever mengelola berbagai nama produk seperti Dove, Lipton, dan Rinso di bawah satu payung brand yang sama.

Namun, nama produk hanya berlaku untuk satu barang atau satu lini produk saja. Produk Dove misalnya, hanya akan mewakili produk sabun atau perawatan kulit, dan bukan produk dari kategori lain.

Baca juga: 10 Tugas Brand Marketing yang Paling Menantang di 2025!

7. Perubahan Brand Bisa Memengaruhi Banyak Produk, Nama Produk Tidak Terlalu Berpengaruh

Perubahan yang terjadi pada sebuah brand biasanya akan memengaruhi berbagai produk yang ada di bawahnya. Sebagai contoh, jika brand Coca-Cola merilis pembaruan dalam desain logo mereka, maka logo baru tersebut akan muncul di semua produk mereka, baik itu Coca-Cola, Fanta, maupun Sprite.

Namun, perubahan dalam nama produk tidak selalu mempengaruhi produk lainnya dalam satu brand. Misalnya, jika nama produk “Coca-Cola Zero” diubah menjadi “Coca-Cola Sugar Free”, itu hanya berlaku pada produk tersebut, bukan pada produk Coca-Cola lainnya. Dengan kata lain, ada perbedaan brand dan nama produk dalam hal dampak perubahan yang terjadi.

8. Brand Dikenali Lewat Ikonografi, Nama Produk Dikenali Lewat Fitur

Brand lebih mudah dikenali lewat simbol atau ikonografi yang ada, seperti logo, warna khas, atau maskot. Misalnya, logo Nike yang berbentuk seperti tanda centang sangat mudah dikenali, bahkan tanpa kata-kata. Brand mengandalkan visual dan simbol untuk membangun pengenalan di mata konsumen.

Sementara itu, nama produk lebih dikenali lewat fitur atau manfaatnya. Sebagai contoh, nama produk “Samsung Galaxy S20” lebih mengarah pada deskripsi produk itu sendiri. Konsumen langsung tahu bahwa ini adalah sebuah smartphone dari Samsung yang masuk dalam seri Galaxy dengan spesifikasi tertentu.

9. Brand Dibangun Secara Bertahap, Nama Produk Diciptakan Sesuai Kebutuhan

Pembangunan brand adalah proses jangka panjang yang membutuhkan waktu dan konsistensi. Sebuah brand akan berkembang seiring berjalannya waktu, lewat pengalaman konsumen dan strategi pemasaran yang diterapkan. Sebagai contoh, Nike membangun brand mereka selama bertahun-tahun melalui kampanye iklan dan sponsor atlet terkenal. Di sisi lain, nama produk biasanya diciptakan lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan pasar atau untuk mencocokkan fitur produk yang sedang tren..

Baca juga: Cari Nama Brand Unik? Ide & Tips Menarik untuk Bisnis Kamu!

10. Brand Bisa Menjadi Warisan, Nama Produk Cenderung Berganti

Terakhir, brand dapat menjadi warisan atau simbol yang mewakili sejarah panjang sebuah perusahaan. Brand yang sudah terbangun dengan kuat, seperti Coca-Cola, bisa bertahan lama dan diterima oleh generasi demi generasi. Nama produk, meskipun penting, tidak selalu menjadi simbol warisan, karena seringkali berubah sesuai dengan inovasi atau pembaruan produk.

Ingin Membuat Nama Brandmu Sendiri?

Jika kamu ingin menciptakan identitas brand yang kuat dan profesional, Wuapic Visual siap membantumu! Sebagai ahli dalam pembuatan branding dan logo, kami menawarkan desain yang tidak hanya menarik, tetapi juga mencerminkan nilai dan filosofi bisnismu. Kami percaya setiap brand memiliki cerita unik yang layak untuk diceritakan lewat desain yang tepat. Jangan ragu untuk menghubungi kami dan mulailah perjalanan brand-mu dengan logo yang memukau dan nama yang tak terlupakan!

Leave a Comment